DIRJEN PPI : SIPONGI MOBILE DIBANGUN UNTUK MEMUDAHKAN PENGGUNA DI LAPANGAN
01 Juni 2024 | 214

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanthi mengungkapkan aplikasi SiPongi mobile dibangun untuk memudahkan pengguna di lapangan agar lebih optimal. "Saat ini kita sudah membangun aplikasi mobile untuk memudahkan dalam memantau hotspot, melakukan groundchek, dan melaporkan pemadaman di lapangan," jelas Laksmi dalam acara Workshop Pembelajaran Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Masa El Nino Tahun 2023 di Jakarta (31/5/2024).
Laksmi menambahkan saat ini SiPongi telah digabungkan dengan beberapa informasi yang lain seperti prediksi iklim dan cuaca, pantauan tinggi muka air gambut untuk memudahkan teman-teman di lapangan dalam mendapatkan informasi.
"Selain itu, data hotspot yang ada di dalam SiPongi juga digunakan untuk menetapkan desa rawan karhutla, memberikan informasi untuk melakukan operasi modifikasi cuaca. SiPongi juga sudah terintegrasi dengan Sistem Pelaporan Patroli Pencegahan (SIPP) dan Sistem Pelaporan Pengendalian Karhutla oleh Pemegang Izin.
Laksmi juga menegaskan upaya dalam pengendalian emisi yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan adalah proses bertahun-tahun yang semakin menjadi lebih baik dan sistematis.
"Upaya pengendalian tidak kita lakukan pada fase krisis saja, tapi kita lebih mengedepankan pencegahan karhutla lebih awal," jelas Laksmi
Laksmi menjelaskan, pada 2023 kondisinya tingkat kekeringan, ENSO, dan El Nino yang lebih parah dari 2019, namun kita berhasil menekan kejadian karhutla lebih rendah.
Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK; Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC, BRIN; Kasi Ops Korem 042/Garuda Putih, Jambi; Direktur Jenderal Gakkum LHK, KLHK; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK; Kapokja Teknik Restorasi, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Sebagai penanggap pada workshop tersebut yaitu Kabid Penanganan Konflik dan Kontinjensi Konflik, Kemenkopolhukam; Deputi Bidang Meteorologi, BMKG; pakar ekologi manusia-Soeryo Adiwibowo; pakar karhutla IPB-Bambang H. Saharjo; dan pakar gambut BRIN-Hesti Lestari Tata.